Senin, 04 April 2016

Mengenal Sungai Palu



SUNGAI PALU


Kota Palu merupakan kota 3 dimensi (pegunungan, lembah dan teluk), kota palu dipisahkan oleh Sungai Palu yang membelah bagian timur dan barat Kota Palu.

·                Sungai Palu, memiliki panjang 20 km yang membentang dari Muara Sungai di Teluk Palu dan hulu di Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi.
-     Sungai Palu sempat terjadi banjir besar, pada awal tahun 2002, namun hanya menggenangi wilayah hilir, yakni sebagian wilayah Kota Palu, khususnya di Kelurahan Baru, Besusu, Ujuna, Maesa, dan Nunu.
-     19 - 21 Februari 2015, Sungai Palu juga meluap, tetapi hanya menggenangi sebagian wilayah Desa Sidondo II Kecamatan Sigi Biromaru. Kali ini, hampir merata dari hulu hingga hilir.
-     dua sungai di bagian hulu yang masuk ke Sungai Palu, yakni Sungai Gumbasa dan Sungai Miu, jika meluap, maka kedua sungai inilah yang memberi kontribusi besar terhadap banjir Sungai Palu.
-     Banjir yang terjadi di wilayah lembah Palu mempunyai karakteristik yang berbeda dengan banjir yang terjadi di wilayah kalimantan. Sebab, profil sungai yang memanjang di kalimantan relatif datar dan Bantarannya juga relatif datar. Sehingga jika terjadi banjir, alirannya tidak deras dan tidak merusak, hampir tidak terjadi longsor. namun, dapat memberikan ancaman kepada masyarakat apabila luapan airnya deras, maka banjir akan terjadi dengan waktu yang cukup lama.
-     Sungai-sungai di lembah Palu termasuk Sungai Palu, memiliki profil memanjang dan bantarannya mempunyai gradien kemiringan yang besar. Jika terjadi banjir maka alirannya deras, sangat merusak dan hampir selalu terjadi longsor. Tetapi, wilayah yang tergenang relatif sempit dan waktu banjirnya relatif singkat. Sehingga, relatif tidak lama jika masyarakatnya mengungsi.
(antarasulteng.com)

·                Kawasan Sepadan Sungai Kota Palu Terdiri Atas :
a.   Sungai tidak bertanggul
kawasan kiri-kanan sungai yang lebarnya kurang lebih 50 meter dari tepi sungai.
b.   Sungai bertanggul
kawasan di kiri - kanan sungai yang lebarnya kurang lebih 25 meter dari kaki tanggul terluar untuk Sungai Palu dan kurang lebih 15 meter untuk sungai-sungai lainnya
(Pasal 39 ayat 3 PERDA Kota Palu No.16 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu tahun 2010-2030)

·                Kawasan rawan banjir terdapat pada wilayah Kota Palu yang dilalui Sungai Palu di Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Selatan, dan Kecamatan Palu Timur
(Pasal 42 ayat 4 PERDA Kota Palu No.16 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu tahun 2010-2030)

·                Indikasi program untuk perwujudan kawasan perlindungan setempat dilakukan dengan:
a.   program pengendalian kegiatan budidaya pada kawasan sempadan pantai di Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Timur, dan Kecamatan Palu Utara;
b.   program penataan kawasan sekitar sempadan sungai dengan konsep water front city dan pengembangan jalan inspeksi di sepanjang Sungai Palu;
c.   program pengendalian pembangunan di sepanjang sempadan sungai-sungai dan kawasan cekungan air tanah lainnya yang berada di 4 (empat) kecamatan yang meliputi Kecamatan Palu Utara, Palu Timur, Palu Selatan dan Palu Barat;
d.   program pengembangan RTH/green belt di sepanjang sempadan Sungai Palu;
e.   program penataan kawasan sempadan Sungai Palu;
f.    program konservasi kawasan sumber mata air;
g.   program pengendalian pemanfaatan ruang kawasan tepi jurang untuk mencegah rawan bencana longsor;
h.   program pengembangan Kebun Raya Kota Palu di Kecamatan Palu Utara; dan
i.    program normalisasi dan pengendalian pemanfaatan kawasan cekungan air tanah yang tersebar di 4 (empat) kecamatan yang meliputi Kecamatan Palu Utara, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Selatan, dan Kecamatan Palu Barat.
(Pasal 63 ayat 3 PERDA Kota Palu No.16 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palu tahun 2010-2030)




LAMPIRAN FOTO-FOTO HASIL SURVEY


(Muara anak Sungai Dolo menuju ke badan Sungai Palu)

(Sungai Dolo membawa material hasil Erosi ke badan Sungai Palu)

(Masih di daerah Dolo, salah satu anak Sungai Dolo)

 (Salah satu pengendapan sungai palu dibagian Kareanja Lemba)

 
 (Gambar diambil dari atas jembatan kasubi dolo, Tidak adanya tanggul pada  hulu yang berada jauh dari pusat kota mengalami erosi horizontal dan vertikal)

(Pengerukan hanya dilakuan jika masyarakat atau pemerintah berkepentingan sepertihalnya pembangunan dll, dan bukan sebagai upaya pencegahan sedimentasi di muara Sungai Palu)

(Muara percabangan anak Sungai Palu kelurahan Nunu yang mengalir dari lembah Pegunungan Gawalise)

 
 
(Puncak sedimentasi Sungai Palu yang berada pada muara Teluk Palu tepatnya di bawah Jembatan Ponulele atau lebih dikenal dengan istilah Jembata Kuning)

Citra Berdasarkan Satelit Pengambilnya



Berdasarkan Misinya,  satelit penginderaan jauh dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.
  1. Citra satelit cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP
  2. Citra satelit alam terdiri dari resolusi rendah, yaitu : SPOT, LANDSAT, dan ASTER dan citra satelit resolusi tinggi, yaitu : IKONOS dan QUICKBIRD

Berikut ini merupakan penjelasan dari macam-macam jenis citra satelit
1.             Satelit Landsat (land satelite)
Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000). Fungsi dari satelit landsat adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.
2.             Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)
Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsi dari satelit SPOT adalah untuk akurasi monitoring bumi secara global.
3.             Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
Satelit yang dikembangkan negara Jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
4.             Satelit QUICKBIRD
Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450 km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di California, AS. Quickbird memiliki empat saluran (band). Fungsi dari satelit QUICKBIRD adalah untuk mendukung aplikasi kekotaan, pengenalan pola permukiman, perluasan daerah terbangun, menyajikan variasi fenomena yang tekait dengan kota, dan untuk lahan pertanian, terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
5.             Satelit IKONOS
Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m. Ketinggian orbitnya 681 km. Citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil, misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional. Fungsi dari satelit IKONOS adalah untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, menghasilkan peta baru, memperbaharui peta topografi yang sudah ada, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida.
6.             Satelit ALOS
Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumber daya alam.
7.             Satelit GeoEye
GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
8.             Satelit WorldView
Satelit World View-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digital globe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari World View-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
9.             Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
4. DCS (Data Collection System)
5. SEM (Space Environtment Monitor);
6. SARSAT (Search And Rescue Satelite System).
Satelit NOAA digunakan untuk membuat peta suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature Maps/SST Maps), monitoring iklim, studi El Nino, dan deteksi ars laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah.

Selain dari citra satelit yang disebtkan di atas, masih ada tiga jenis citra satelit lagi yang sering digunakan, yaitu Terra, IRS (The Indian Remote Sensing) dan Meteosat.
1.             Terra
Terra adalah sebuah citra satelit yang merupakan sebuah spectrometer citra beresolusi tinggi yang dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari. Fungsi dari citra satelit ini adalah untuk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi, pendeteksian tutupan lahan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pengkuran suhu permukaan bumi.
2.             The Indian Remote Sensing (IRS)
IRS adalah sistem satelit untuk meyediakan informasi manajemen sumberdaya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini adalah untu perencanaan perkotaan dan manajemen bencana.
3.             Meteosat
Meteosat adalah sebuah satelit geostasioner yang digunakan dalam program meteorologi dunia. Mengamati fenomena yang relevan bagi ahli meteorologi.